Kamis, 09 Juli 2009

Kota Kabul yang Mencekam (1)


Sunday, July 5, 2009 at 8:11pm
Uploaded via Facebook Mobile
Sekitar bulan Juni 2005 saya mendapat tugas dari Perusahaan untuk berangkat ke Afganistan, dalam rangka memenuhi undangan Duta Besar Indonesia disana yang mengajak Telkomsel supaya mengikuti tender menjadi Operator GSM disana.. Dengan perasaan kaget, tapi senang juga, kami harus berangkat kesana berdua dengan Arian.. Tidak pernah saya bayangkan sebelumnya harus pergi ke negara yg masih perang, ngeri juga sih... tapi setelah dapat info dari sana sini termasuk dari kedutaan Afganistan di Jakarta, akhirnya tenang juga asal mengikuti aturan aturan yang benar.. Dari informasi di kedutaan saya harus transit di Dubai dan beli tiket ke Kabul disana.. Tepat tanggal 21 Juni 2005, itu yang tercatat didalam Pasport, malam hari saya terbang dari Bandara Sukarno Hatta dan subuh jam 4 pagi tiba dikota Dubai. Dengan dijemput mobil mewah entah merk apa karena masih ngantuk, kami diantar menuju ke hotel Sheraton Dubai... Disepanjang jalan menuju hotel kami sempat melihat pemandangan yang sangat indah, gedung-gedung yang sangat tinggi, lampu-lampu disepanjang jalan yg indah terang, ada sungai yg membelah kota dan terlihat kapal-kapal mewah.. Setelah check in dihotel kami langsung tidur lelap, tentunya disempatkan sholat subuh dulu... Jam 8 pagi kami terbangun lalu membuka gorden kamar hotel, dari balik kaca terlihat pemandangan indah kota Dubai lebih jelas lagi karena kami berada dikamar tingkat 22... Kemewahan gedung-gedung, kapal-kapal, kendaraan sungguh luar biasa, inilah kota raja minyak yg melimpah ruah kekayaannya.. Setelah mandi saya dan Arian jalan-jalan di trotoar kota melihat-lihat pemandangan eh... ternyata banyak sekali komunitas orang India, yang berprofesi sebagai pedagang, sopir taxi dan pegawai... Agak siang dengan diantar sopir taxi kami mencari agen penjual tiket pesawat ke Afganistan, setelah cukup lama tanya sana sini dibantu supir taxi karena kami tidak bisa bahasa Arab akhirnya dapat juga tiketnya, dan jadwal keberangkatan ke Kabul jam 5 pagi... malam itu kami tidur sore karena persiapan perjalanan yang cukup panjang, dan sekitar jam 3 pagi kami berangkat menuju bandara dengan taxi mewah dari hotel, setiba dibandara kami berdua chek in lalu menuju ruang tunggu... Disana kami melihat rombongan orang-orang yang akan berangkat satu pesawat dengan kami... Ya Allah... Kaget juga, karena semua pakai pakaian putih jenggot panjang dan pria semua... Hanya kami berdua yang aneh karena berpakaian berbeda... Hihihihi.. Tapi tidak mengapa kami coba berbincang dengan mereka... Waduh... Susah nih.. Mereka tidak mengerti bahasa inggris.. Akhirnya kami berkomunikasi pakai bahasa tubuh dan senyum-senyum aja... Ternyata mereka baik-baik semua... Setelah pesawat take off dari atas saya bisa melihat pemandangan gunung-gunung batu dan padang pasir.... setelah melintas diatas negeri Iran... Disebelah utara ada pegunungan tinggi yg diatasnya masih terlihat ada salju.. Diseberang ada negara-negara Uni Soviet ... Mendekati kota Kabul saya lihat ada tanaman hijau diantara gunung-gunung batu, itu katanya ladang opium terbesar di dunia... Setiba di bandara Kabul saya turun dari pesawat mencoba ambil kamera dan melakukan pemotretan beberapa kali... Tiba-tiba dari jauh ada orang yang berlari mendekat sambil teriak... ' Mas-mas jangan memotret..' saya kaget .. Setelah dekat dia bilang 'masukkan kameranya.. disini tidak boleh memotret'.. Kemudian dia mengenalkan diri 'Saya Kasyim John.. dari kedutaan Indonesia.." Sambil menjulurkan tangannya untuk berjabat tangan... Akhirnya kami diajak keluar melalui jalan khusus untuk tamu negara tidak melalui pemeriksaan pasport dan pemeriksaan lainnya, kami diajak ke tenda disebelah bandara di sana ada penjagaan ketat, saya lihat beberapa tentara Amerika dengan membawa senjata api lengkap... Hi... Ngeri juga... dan jadi tegang nih, kami berbincang cukup lama didalam tenda sambil minum coca cola dan makan roti... Setelah itu landing satu pesawat katanya dari Irak dan turun satu orang Indonesia diantara orang-orang Arab dia adalah wakil duta besar yg sedang ditunggu juga oleh Kasyim John.. Dengan mobil mercy kedutaan Indonesia kami berlima menuju kota Kabul.. Cukup panas udara diluar karena hampir tidak ada pohon yang hijau, yang ada hanya batu-batu dan pasir... Untung jalannya cukup bagus aspal dan jarang sekali mobil lewat , hanya dalam waktu satu jam kami sudah sampai dikota Kabul.. Tidak terlihat seperti kota besar, ya... Kumuh kaya di Kecamatan yang tertinggal.. Kami dicarikan hotel yang terbaik dan seperti hotel tahun 60 an.. Tapi lumayan juga dibanding lingkungan lain diluar hotel .. Memang hotelnya agak jauh dari jalan, naik kebukit, disepanjang jalan masuk penuh dengan penjagaan polisi dan ada beberapa tentara Amerika... Hi... Serem... Setelah chek in kami mandi, istirahat, sore hari sekitar jam 5 dijemput oleh Kasyim diajak ke Kantor Kedutaan dan makan malam di restoran bersama Bapak Duta Besar beserta seluruh karyawan yang hanya 5 orang... Hehehe ... Ternyata baru setahun kedutaan Indonesia dibuka kembali. Saya dan Arian adalah tamu yang pertama dari Indonesia, itu saya lihat dari buku tamu yang ada... Makan malam jam 7 sampai jam 8 diruang vip restoran ada sekitar 8 orang beserta Bapak Duta Besar... Makanannya seperti sate kambing tapi satenya sebesar kepalan tangan dengan tusuk dari besi.. Hahaha lucu juga, baru pertama lihat sate segede bagong gitu... Dan tanpa bumbu lagi... Tapi rasanya agak manis karena disiram anggur waktu membakar... Rotinya namanya MUN... Tipis bulat kayak piring... Minumnya teh Arab dan coca cola... Sambil berbincang cerita-cerita tertawa.. Ya... Suasana enak sekali karena bapaknya baik sekali...
Jam 8 malam selesai makan kami diantar kehotel.. Hi.... Suasananya mencekam.... Serem... Gelap sepi... Yang ada adalah tentara Amerika patroli dengan senjata siap tembak... Ngeri bener.. Pengin cepat=cepat sampai hotel.. Akhirnya setelah melalui pemeriksaan waktu masuk pintu gerbang hotel , aku bersyukur... karena Kasyim orangnya berani, sampai para polisi yang jaga dibentak-bentak. Dan mereka takut sama Kasyim karena orang kedutaan dilindungi undang-undang..
Sekian dulu cerita mencekam dihari pertama kota Kabul ..dilanjut seri-2...

0 komentar:

Posting Komentar

 
Free Host | new york lasik surgery | cpa website design