Kamis, 25 Juni 2009

Link facebook

Rekan2 yang sudah tergabung dalam Facebook, dipersilakan untuk memasang badge di kanan atau kiri terserah rekan2 suka di sebelah mana. Contoh sudah ada yaitu saya mulai dari diri saya sendiri. Di samping untuk mengisi dan memeriahkan blog kita akan mempermudah kita untuk berkomunikasi lewat facebook. Terima kasih.

Salam,
Purwanto

Minggu, 21 Juni 2009

KERETA EXPRESS METROPOLITAN

Kereta Expres Metropolitan

Setiap hari di kota Metropoltan Jakarta ibu kota negeri tercinta bagaikan negeri yang tak pernah tidur, sejak pagi selepas tengah malam, pedagang sayur mayur dan kue kue jajanan hiruk pikuk mengusik senyapnya kota Jakarta, belanja dan mejajakan kebutuhan jutaan penduduk yang tak pernah kenyang, apa saja dapat dijual belikan, dari emas permata hingga kotoran kuda, dari presiden sampai gelandangan, dari yang cantik hingga yang kudisan, dari penguasa hingga yang tertindas, dari Monohara sampai Cici Paramida menyatu dalam permasalahan Ibu kota hingga sulit membedakan mana yang manusia dan mana yang setan, semua saling curiga berdampak ketegangan terukir dalam raut wajahnya.

Ketika azan subuh telah berkumandang arus penduduk sudah sulit dikendalikan memadati setra keramaian dari pasar, terminal dan station kereta, arus penduduk terasa memadati setiap celah jalanan jangankan naik mobil jalan kaki pun mengalami kemacetan, kesemrawutan sudah merupakan pemandangan keseharian, hanya kereta expres pelarian, moda transpotasi sarana yang diharapkan, walau berdesak walau kadang terlambat semua setia menanti kedatangannya .
Sutu pagi seperti hari hari biasanya berangkat gelap pulangnya petang naik kereta ekonomi terkadang Kereta patas, tergantug banyak uang yang tersedia dalam kantong yang pas-pasan asal cukup sampai akhir bulan dari Bekasi, Kranji, Klender, Jatinegara, Manggarai dan turun Sudirman sambung Metro mini sampai ketempat kerja..

Jam 17 sepulang kerja melalui jalan yang itu itu juga, namun entah kena apa badanku terasa kurang enak, di benak ingin ke station kereteapi lebih cepat, berharap dapat kebagian tempat duduk di kereta, setelah beli karcis lalu berdiri di peron terdepan menunggu datangya kereta, keretapun segera tiba semua penumpang berlompatan berebut kursi di kereta, memang sebagaian ada yang sengaja membawa kursi lipat, aku pun tak buang kesempatan kudapat duduk pada kursi terdekat, lega rasanya aku dapat duduk sambil menata napas yang masih tersengal, belum saja nafas ini tertata datanglah ibu ibu muda yang sedang bebadan dua, menghampiri, permisi pak celatuknya, aku menggeser duduku, selang kemudian datang lagi ibu ibu sama berbadan dua, permisi pak namun rasanya pantat ini sudah tak dapat digeser, setelah kutengok kekiri kekanan ternyata kok semua ibu ibu berperut besar, terpaksa kulepaskan kursi yang telah kuperebutkan, kuberdiri sambil mngamati diding kereta , ternyata disitu tertulis khusus untuk ibu ibu hamil, aduh malu rasanya bercampur geli menyatu dalam gelantungan tiang kereta, tersirat dalam pikirku inilah kemamuan yang terdorong emosi memaksakan kehendak tanpa peduli kanan kiri, akhirnya malu yang kudapatkan, kututup kan mataku dengan menempelkan mata dilengan yang bergelantungan sambil sekali kali mengintip orang orang disekitar semua diam semua merunduk dan matanya enggan ditatap dan menghindar untuk saling bertemu muka, entah apa yang dipikirkan, semua diam semua bisu, muka merunduk berpura pura dipejamkan seakan tidur lelap, namun telinganya seakan liar mencari informasi hingga sedikit celotehan orang pun akan mejadi pusat perhatian , apakah ini norma dikereta semua diam hanya desir angin dan gemrisik gesekan rel nyaring terdengar, apa lagi kalau pulang terlamabat, ikut kereta penghabisan jam 21.30 berangkat semua tertunduk diam seakan hantu hantu di kereta hingga timbul suatu cerita Kereta hantu suatu malam dari Depok UI -Jakarta, pernah penumpang ketakutan sampai stasion terdekat turun dan tak berani meneruskan perjalanan.
Azan magribpun terkadang masih di kereta, sampai rumah sudah lewat isak, baru duduk sebentar, sudah larut malam esoknya harus segera berangkat seperti biasanya terasa waktu hidupku habis dijalanan .

Itulah kisah kerja di Metropolitan, masih untung rumahnya kelewatan jalur kereta kalau tidak jam 5 subuh sudah mengejar-ngejar angkutan, sungguh sampai kantorpun sudah merupakan perjuangan masihkah dikantor akan saling salah menyalahkan, kekesalanpun terkadang terbawa kerumah, sungguh kasihan anak istri di rumah sudah bercengkerama pun tak pernah masih dibebani kekesalan, akhirnya tujuan utamanya lepas, maunya bekerja untuk membahagiakan keluarga hasilnya membikin kekesalan dirumah
Kondisi demikianlah merupakan salah satu penyebab sikap orang Metropolitan “ Lou lou gua gua ,teman sih teman curiga jalan terus “

Ingat dulu ketika aku masih duduk dibangku Taman kanak kanak, keceriahan pun terpancar dalam raut wajahnya walau baju gelepotan dengan premen cokelat tertawa becanda ria tanpa beban , lalu aku semakin besar terpikir akan bahagia bila telah selesai kuliah, ternyata selesai kuliah bingung mencari kerja setelah kerja rasanya akan bahagia kalau sudah punya pendamping, setelah punya pendamping mungkin akan bahagia kalau sudah punya anak, sudah punya anak terpikir enak kalau anak sudah besar dapat berjalan jalan bersama, anak sudah besar tidak ada waktu, mungkin enak nanti kalau sudah pensiun punya waktu banyak sudah pensiun dan akhirnya sampai matipun kita tak pernah dapat apa apa, sebetulnya banyak yang dapat kita lakukan untuk membahagiakan keluarga, namun kita terlalu banyak kehendak padahal hanya sedikit yang diperlukan, kau diberi makan, makanlah seperlunya bukan sebanyak banyaknya kau makan, akhirnya dimutahkan, kau diberi Dunia, gunakanlah seperlunya bukan kau exploitasi habis habisan, kau diberi hutan , tebanglah seperlunya bukan dibabat habis akhirnya jadi petaka.

Begitu juga dengan keluarga, tidak banyak yang diharapkan, Cuma kepedulian dan waktu bercengkerama pernahkah engakau berikan, barapa banyak waktu kau sisihkan itulah yang diharapkan, bukan harta kau kejar siang malam hasilnya hanya sebagian saja yang digunakan sisanya kau kemanakan.
Nah cerita Kereta Expres Metro Politan kami akhiri disini saja, sekali kali boleh juga nyoba naik Kereta Komuter Metropolitan dari Jatinegara, Periuk, Kota, Tanah abang kembali Jatinegara, Hanya pesan eyang gunakan waktumu sekarang juga jangan kau pikirkan masa lalu hanya menambah beban waktu sekarang, jangan kau pikirkan masa akan datang itu gaib adanya hanya sang pencipta yang mengetahuinya.

Adios ,selamat malam

Roch, 17 Juni 2009

Senin, 15 Juni 2009

Puisi " Sendiri "



" SENDIRI"

Dimalam sunyi begini
Ku duduk seorang diri
Tiada teman yang menemani
Tiada lagi yang mau peduli

Ku merenung dalam sunyi
Mendegar jeritan hati nan lirih
Mengusik kalbu nan perih
Terasa ingin menjerit didalam sepi

Di suatu saat nanti
Ku pasti akan alami
Di dalam kubur nan sepi
Sunyi sepi sedih sendiri

Tak kenal lagi hari telah berganti
Kuamati lengan kaki dan jari jemari
Semakin habis larut kedalam bumi
Sukmaku kembali ke pangkuan Illahi

Kutulis puisi ini, kumaksudkan tuk mengingatkanku, mengekang emosi nafsuku dan tuntutan kalbuku untuk saling ingat mengitkan dalam kebaikan agar kita tidak terbelenggu, terjebak, terperangkap dalam lilitan nafsu Dunia

Tidakkah kau perhatikan bahwa Dunia ini adalah kotor berdebu lagi hina, bagaikan tempat tertumpuknya sampah, kotoran bangkai manusia maupun binatang .

Apakah kau bangga dengan duniamu, atau kau telah terlina terkesimak oleh gemerlapnya Dunia dan nyaman dengan kekotoran yang ada, makan dengan sambel trasi yang busukpun nikmat dan ketagihan jadinya hingga kau lupa bahwa usiamu menjelang senja, kereta senjamu siap menjemputmu kapan saja dan mengantarmu keliang lahat.

Apakah kau akan kembali dengan kekotoran dan bau yang tidak sedap, kotoran dibadan dapat dibersihkan oleh para sahabat, kotor dikalbu hanya dapat dibersihkan dengan bertobat.

Marilah kita bertobat, berdoa mohon keampunan NYA dan keridhoanNYA sebelum terlambat :


"Allohumma inna nas'alukal jannah wa maa qorroba ilaiha min qoulin au'amal;Wa na'udzu bika minannaari wa maa qorroba ilaihi min qouli au 'amal."

(Ya.. Alloh.. sesungguhnya kami memohon kepada Mu surga dan apa2 yang mendekatkan kami pada surga dengan ucapan dan perbuatan; Dan kami berlindung kepada Mu dari neraka dan apa2 yang mendekatkan kami dengan ucapan atau perbuatan yang dapat melindungi kami dari neraka).
(doa dipandu Sdr Bambang Jadmiko)

Amin Amin Ya Robbal Alamin



By : Liliek
Jakarta,12 juni 2009

Kamis, 11 Juni 2009

Setelah Pensiun Mau Apa ?






Setelah Pensiun Mau Apa ?
Suatu pertanyaan yang menggelitik yang harus kalian jawab, terutama bagi kita sebagai karyawan yang hidup bagaikan burung didalam sangkar, segala kebutuhan hidup telah disediakan Kau tinggal makan dan minum sesuai yang disediakan ,sang majikan pun telah menyediakan kebutuhan standar yang diperlukan .
Sekarang kau mau dilepas ke alam bebas mencari makan sendiri mencari kebutuhan sendiri untung masih diberi bekal uang pensiun, memang sedikit tapi masih ada yang diharap setiap bulan.
Tidak kah kau melihat burung dipepohonan berangkat pagi pulang petang mencari makan buat istri dan anak anaknya yang ditinggal di sarangnya, terbang ia ke alam bebas tiada bekal tiada arah tiada tujuan bersaing dengan kelampok burung lainnya kadang dapat seekor ulat bukan ditelan namun dibawa pulang buat Anak istrinya di sangkar dia sendiri kadang masih lapar terlihat perutnya masih kempis.
Namun sang burung menghadapi dengan riang kadang bersiul berkicau tak kenal putus asa apa lagi sampai bunuh diri, rasanya memang tak pernah kita saksikan seekor burung yang mati karena bunuh diri.
Pensiun memang permasalahan kehidupan terutama bagi seorang karyawan, suatu tahap yang harus kita lewati, disinilah tuntutan kita untuk menghadapi permasalahan ini dan segala keputusan harus dipertanggung jawabkan.
Lima puluh tahun lewat kita telah belajar menjalani kehidupan, masing masing punya pengalaman yang berbeda beda dan kiat kiat sendiri, Andalah ahlinya dalam pengalaman hidup yang kita lewati
Jadi pada kesempatan ini bukan kami menggurui seorang ahli atau guru besar, namun sekedar sharing menurut nalar pandang kami,jelas akan berbeda-beda sesuai dari sudut pandang maupun eksistensi yang pernah kita jalani
Pensiun merupakan gool atau tujuan yang harus kita lewati, kena apa “Pensiun” kenapa tidak, kena apa pensiun itu diciptakan , masti ada tujuannya terhadap penciptanya , lalu pensiun itu apa , kitapun perlu meterjemahkan apa itu “Pensiun”
Dalam menterjemahkan pun kita aannberbeda beda sesuai pikiran bawah sadar kita masing masing dan yang kita pikirkan yaitu yang akan terjadi yang akan kita lalui, maka marilah kita merenung meminit pikiran bawah sadar kita .
Apa itu pikiran bawah sadar, kita ketahui bahwa pikiran itu ada dua yaitu
1. Pikiran Sadar ,yaitu pikiran yang bergerak atas kebutuhan lahiriah ,badan kita yang sangat dikendalikan oleh nafsu.
2. Pikiran bawah sadar berjalan sesuai naluri,suara hati kadang berjalan begitu saja tanpa kita sadari karena kita tak pernah peduli dan tak pernah mau merenung mendengar suara hati atau suara batin kita

Maaf kita menyimpang sedikit, kita akan menterjemahkan pensiun
Pensiun menurut pikiran logika , atau pikiran sadar kita adalah suatu saat dimana kita sudah tua sudah banyak yang dirasa ,badan ini terasa tidak berdaya tidak berguna sudah tidak cantik atau tampan lagi tidak ada yang peduli tidak ada lagi yang mau menurut, kebutuhan semakin banyak semua sangat tergantung orang sedang penghasilan pun makin berkurang sedang keinginan jauh menjulang
Na secara logika /sadar tentu tidak akan bertemu bila pendapatan turun sedang keinginan bertambah bila dituruti hanya hayalan /lamunan yang ia dapatkan, jalan terbaiknya ya mengurangi kebutuhan, topo ngrame, maksudnya dalam hiruk pikuk /keramaian kehidupan kita harus selalu menahan kebutuhan emosional bukan kah kita sudah pernah belajar bahwa setiap tahun kita suruh belajar menahan selama satu bulan nah itu maknanya yang harus kita terapkan
Atau kau mau masih mau terus berusaha mengejar dunia yang tiada ujungnya, terus berpacu 100 km/jam tanpa kau pikirkan kondisi kendaraanmu bikinan tahun lima puluh tahunan akhirnya mogok dijalan dan kamu jadi tontonan , lalu apa celetupan anak muda, sudah tua masih bertingkah nggak ngilo /ngaca diam saja dirumah jangan ngribeti jalanan lalau kau akan marah ,bisa bisa malah jadi ledekan kasihan bukan, jadi kan lebih baik jangan banyak bertingkah namun banyak beraktivitas lewat pikiran, untuk agar menyumbangan pikiran yang jernih perlulah ketenangan,untuk itu pensiun diberikan.
Pensiun menurut pikiran bawah sadar, bahwa pensiun banyak waktu untuk lebih tenang, disinilah dan saat inilah kita diberi kesempatan untuk mencermati apa makna kehidupan, banyak waktu yang telah kita tinggal kan hanya mengejar Dunia ternyata itu sia sia suatu usaha yang tidak berguna, ayahku dulu berjuang keras membangun rumah yang megah dikampung halaman dengan harapan membahagikan anak anaknya biar merasa bangga punya rumah mewah, tapi itu hanya sesaat lalu semua kutinggalkan adik adikku pun tak ada yang mau menempatinya ,artinya usaha ayahku adalah perbuatan yang sia sia, hanya nasehat nasehatnya yang sangat bermakna, sampai sekarang masih selalu kuingat dan berguna walau ayahku sudah jauh di liang lahat
Nasehat nasehat yang bermakna itu akan muncul dari hati dan jiwa yang tenang, kita dapat memberikan petunjuk terhadap anak cucu kita yang tenggelam tersesat oleh belenggu emosional, kita dapat memotivasi mereka menuju masa depan yang lebih gemilang
Sesuai kata pendahulu kita bahwa jadi orang tua itu agar bermakna harus minimal harus mempunyai salah satu dari tiga unsur yaitu ” Tutur,Uwur lan Sembur” maksudnya bahwa kamu jadi orang tua minimal harus berfungsi:
1. Tutur artinya kamu harus dapat memberi nasehat yang baik dan tepat, kalau nasehatmu selalu baik dan memberikan kenyamanan terhadap anak cucu atau generasi muda nasehatmu akan selalu diingat walau kau tak lagi hidup didunia.
2. Uwur, artinya jika kamu punya harta banyak, kamu dapat membantu sari segi materi membantu kekurangan-kekurangannya, namun ingat membantu kebutuhan materi hanya menyelesasikan sesaat, dan itupun hanya minoritas unsur dan seorang pensiun kebutuhan materi seharusnya sudah berkurang jadi sebagian dapat disisihkan dapat kita berikan dapat membantu kebutuhan anak cucu.
3. Sembur, sebagai orang tua doa kita sangat dibutuhkan pada yang muda, hanya dengan jiwa dan pikiran yang tenang maka doa dapat dikonsetrasikan untuk dipanjatkan, bukannya doa itu suatu amalan yang dianjurkan dengan doa berarti kita berusaha mendekatkan diri kepada penciptanya
Dari ketiga unsur iu mana yang dapat kita upayakan kalau ketiga tiganya itu sempurna tapi minimal salah satunya, jangan sampai kita lepas sama sekali dari ketigannya maka hidup ini akan terasa hampa, pensiunpun hampa rasanya, ingat orang yang hidupnya hampa dan putus asa adalah orang yang tidak mau menghargai setiap langkah hidupnya, kalau dari diri sendiri tidak mau menghargai gimana orang lain maka hampalah jadinya.
Nah sekarang kita sudah berupaya menterjemahkan apa itu pensiun, sekarang kita tinggal mepersiapkan diri negarahkan langah yang akan dijalani, kapan lagi ya hari ini saat ini kesempatanmu ” nuju kasampurnaning urip” menuju ke kesempurnaan hidup.

Silahkan merenung!


By. ROCH,
malam Jum’at, 11 Juni 2009 di TO PAS Bandung

Pikirkan juga bekal mati nanti.

Maaf, tulisan rekan kita Syarifuddin Saharong ini perlu kita renungkan sejenak, kemudian mari kita realisasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Selama ini kita hanya mikir duniawi belaka tanpa banyak berbuat untuk akhirat. Oleh karena itu tulisan ini saya pindahkan ke Blog Alumni kita supaya lebih awet dan bisa kita baca sewaktu-waktu (Purwanto)

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Pertanyaan ;"Setelah pensiun nanti ngapain ya?" seharusnya menjadi bahan renungan,bukan saja bagi mereka yang sudah pensiun namun kita juga yang sudah lanjut usia patut kiranya melakukan mehasabah " menghitung hitung amalan apa yang sudah kita lakukan untuk kita bawa menghadap sang pencipta tatkala kita dipanggil menghadapNya.
Sebagai bahan renungan berikut wasiat yang sebaik baiknya yang datangnya dari SANG PENCIPTA
1. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.( Q.59 ayat 18 )
2. Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. ( Q 29 ayat 64 )
3. Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)? ( Q 75 ayat 36 )
4. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
5. Hai jiwa yang tenang.Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku. ( Q 89 ayat 27-30 )

Demikian tausiyah khususnya diri pribadi dan rekans semuanya,semoga bermanfaat
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

 
Free Host | new york lasik surgery | cpa website design