Jumat, 09 Oktober 2009

Hidup Diantara Kritik dan Pujian



Hidup Diantara Kritik dan Pujian

Dalam mengarungi samudra kehidupan
Gelombang Tinggi dan Rendah kau dapatkan
Tak seorang pun dapat mengelaknya
Kau harus tangguh dalam menghadapinya

Disitulah ketabahanmu kan diuji
Disanalah kesiapanmu diperlukan
Bukan emosi yang kau andalkan
Namun ketenangan kunci keberhasilan

Tinggi gelombang tergantung kencangnya angin
Pantulan cahaya tergantung esensi penerimanya
Kritik dan Pujian tergantung siapa yang menyampaikan
Yang disampaikan tergantung bagaimana pemahamannya

Saat di puncak pujian berdatangan
Namun jangan kau bertepuk dada
Seakan semua atas jerih perjuangan
Lalu kau lalai dengan sanjungan

Tak ingat akan gelombang kehidupan
Habis dipuncak turun kelembah
Jika kamu tak siap
Kau akan lenyap tergulung ombak

Saat dilembah seakan mencekam
Seakan tak ada yang mau pedulikan
Hanya kritik dan ejekan yang kau dapatkan
Hanya kelapangan dada yang diperlukan

Jika kau percaya
Dibalik kesulitan ada kemudahan
Kesulitan memacumu mencari jalan keluar
Ber upayalah memahami petunjuk Nya

Lalu gimana menghadapi kritik dan pujian
Hanya ketabahan dan percaya diri kuncinya
Berpegalah petunjuk yang telah diberikan
Kau akan selamat sampai tujuan


By: Roch,Jum'at 09 Oktober 2009

Catatan : Ter inspirasi tentang suatu kisah
Teringat suatu kisah perjalan seorang Ayah dan anaknya membawa seekor Keledai
Selama perjalannya tak lepas dari kritikan
Kisah 1.
Sang Ayah dan anak berjalan dengan Keledai di tuntunnya
Kritikan “Dasar orang badoh keledai dapat dinaiki kok dituntun”
Kisah 2.
Sang Ayah dan anak keduanya naik keledainya
Kririk “Orang tak punya pri kebinatangan keledai kurus dinaiki berdua”
Kisah 3.
Sang Ayah naik keledai dan anaknya berjalan menuntun keledainya
Kritik “Memang Ayah nggak kasiahan anaknya malah enak enak naik keledai anaknya suruh jalan “
Kisah 4.
Anaknya naik keledai dan ayahnya berjalan menuntun keledainya
Kritik “Dasar anak durhaka masak ayahnya sudah tua suruh jalan yang muda enak enak naik keledai”
Kisah 5
Keledainya diikat dan dipikul bersama Ayah dan anaknya
Kritik “ memang orang sudah stress masak keledai dapat berjalan kak dipikul “

Nah memperhatikan kisah diatas lalu mana yang harus kau turuti? keputusan ditangan anda



Minggu, 04 Oktober 2009

Bila Bumi Telah Bergoncang



Bila Bumi telah beguncang

Sejak Ramadhan hingga di bulan sawal
Bumi ini telah diguncangkan
Kebakaran terjadi dimana mana
Harta bendada hancur berantakan
Tak sedikit jiwa ikut melayang
Semua bingung dalam ketakutan

Bila peringatan Allah telah ditunjukan
Tiada yang sanggup menghalanginya
Jika masih ada iman bersemayam didalam dada
Jiwamu bergetar dan berdoa dalam kepasrahan

Jika kau telah dibutakan dalam keridhohannya
Yang terjadi kau anggap sedau gurau belaka
Tak sedikitpun rasa takut/iba di mimik wajahnya
Berdendang ria dengan kesombongannya

Kau sibukan berebut harta dan kedudukan
Cari kesempatan cari popularitas
Amal perbuatannya tergantung imbalannya
Tak peduli sanak saudara, semua disamakannya

Kehancuran sudah ditayangkan berbagai media
Jeritan tangis sebagai iringan pemberitaannya
Mata melotot rame rame menyaksikan
Tapi tangan masih enggan memberikan sumbangan

Sudah tiga hari nagari Minang diluluh lantahkan
Belum terlihat batuan kemusiaan didapatkan
Banyak korban kesulitan bahan makanan
Banyak kemacetan ditempat tempat pariwisata

Sungguh sudah hilang rasa sepederitaannya
Pupus sudah rasa kebersamaanya
Sumua hidup dalam kepentingan kepentingannya
Cuek bebek jiwa kebangsaannya

Dulu negri ini subur makmur
Gemah ripah loh jinawi
Toto tentrem lan raharjo
Gotong royong kang jiwani mring sawiji

Entah apa yang menyebabkan negri ini jadi begini
Marilah para sepuh para muda pada introspeksi diri
Nyuwun kawruh nyuwun keslametan nyang marbeng dumadi
Mrih lir ing sambekolo, rahayu hayuning bawono

Bumi gonjang ganjing langit gelap gelap
Sang soyo ndalu kang lintang kumedap
Ono cahyo kang mijil ning selaning wengi
Menjadikan Negri ini menemui goro goro

By : Roch,Minggu 4 Oktober 2009

 
Free Host | new york lasik surgery | cpa website design