Setelah Pensiun Mau Apa ?
Suatu pertanyaan yang menggelitik yang harus kalian jawab, terutama bagi kita sebagai karyawan yang hidup bagaikan burung didalam sangkar, segala kebutuhan hidup telah disediakan Kau tinggal makan dan minum sesuai yang disediakan ,sang majikan pun telah menyediakan kebutuhan standar yang diperlukan .
Sekarang kau mau dilepas ke alam bebas mencari makan sendiri mencari kebutuhan sendiri untung masih diberi bekal uang pensiun, memang sedikit tapi masih ada yang diharap setiap bulan.
Tidak kah kau melihat burung dipepohonan berangkat pagi pulang petang mencari makan buat istri dan anak anaknya yang ditinggal di sarangnya, terbang ia ke alam bebas tiada bekal tiada arah tiada tujuan bersaing dengan kelampok burung lainnya kadang dapat seekor ulat bukan ditelan namun dibawa pulang buat Anak istrinya di sangkar dia sendiri kadang masih lapar terlihat perutnya masih kempis.
Namun sang burung menghadapi dengan riang kadang bersiul berkicau tak kenal putus asa apa lagi sampai bunuh diri, rasanya memang tak pernah kita saksikan seekor burung yang mati karena bunuh diri.
Pensiun memang permasalahan kehidupan terutama bagi seorang karyawan, suatu tahap yang harus kita lewati, disinilah tuntutan kita untuk menghadapi permasalahan ini dan segala keputusan harus dipertanggung jawabkan.
Lima puluh tahun lewat kita telah belajar menjalani kehidupan, masing masing punya pengalaman yang berbeda beda dan kiat kiat sendiri, Andalah ahlinya dalam pengalaman hidup yang kita lewati
Jadi pada kesempatan ini bukan kami menggurui seorang ahli atau guru besar, namun sekedar sharing menurut nalar pandang kami,jelas akan berbeda-beda sesuai dari sudut pandang maupun eksistensi yang pernah kita jalani
Pensiun merupakan gool atau tujuan yang harus kita lewati, kena apa “Pensiun” kenapa tidak, kena apa pensiun itu diciptakan , masti ada tujuannya terhadap penciptanya , lalu pensiun itu apa , kitapun perlu meterjemahkan apa itu “Pensiun”
Dalam menterjemahkan pun kita aannberbeda beda sesuai pikiran bawah sadar kita masing masing dan yang kita pikirkan yaitu yang akan terjadi yang akan kita lalui, maka marilah kita merenung meminit pikiran bawah sadar kita .
Apa itu pikiran bawah sadar, kita ketahui bahwa pikiran itu ada dua yaitu
1. Pikiran Sadar ,yaitu pikiran yang bergerak atas kebutuhan lahiriah ,badan kita yang sangat dikendalikan oleh nafsu.
2. Pikiran bawah sadar berjalan sesuai naluri,suara hati kadang berjalan begitu saja tanpa kita sadari karena kita tak pernah peduli dan tak pernah mau merenung mendengar suara hati atau suara batin kita
Maaf kita menyimpang sedikit, kita akan menterjemahkan pensiun
Pensiun menurut pikiran logika , atau pikiran sadar kita adalah suatu saat dimana kita sudah tua sudah banyak yang dirasa ,badan ini terasa tidak berdaya tidak berguna sudah tidak cantik atau tampan lagi tidak ada yang peduli tidak ada lagi yang mau menurut, kebutuhan semakin banyak semua sangat tergantung orang sedang penghasilan pun makin berkurang sedang keinginan jauh menjulang
Na secara logika /sadar tentu tidak akan bertemu bila pendapatan turun sedang keinginan bertambah bila dituruti hanya hayalan /lamunan yang ia dapatkan, jalan terbaiknya ya mengurangi kebutuhan, topo ngrame, maksudnya dalam hiruk pikuk /keramaian kehidupan kita harus selalu menahan kebutuhan emosional bukan kah kita sudah pernah belajar bahwa setiap tahun kita suruh belajar menahan selama satu bulan nah itu maknanya yang harus kita terapkan
Atau kau mau masih mau terus berusaha mengejar dunia yang tiada ujungnya, terus berpacu 100 km/jam tanpa kau pikirkan kondisi kendaraanmu bikinan tahun lima puluh tahunan akhirnya mogok dijalan dan kamu jadi tontonan , lalu apa celetupan anak muda, sudah tua masih bertingkah nggak ngilo /ngaca diam saja dirumah jangan ngribeti jalanan lalau kau akan marah ,bisa bisa malah jadi ledekan kasihan bukan, jadi kan lebih baik jangan banyak bertingkah namun banyak beraktivitas lewat pikiran, untuk agar menyumbangan pikiran yang jernih perlulah ketenangan,untuk itu pensiun diberikan.
Pensiun menurut pikiran bawah sadar, bahwa pensiun banyak waktu untuk lebih tenang, disinilah dan saat inilah kita diberi kesempatan untuk mencermati apa makna kehidupan, banyak waktu yang telah kita tinggal kan hanya mengejar Dunia ternyata itu sia sia suatu usaha yang tidak berguna, ayahku dulu berjuang keras membangun rumah yang megah dikampung halaman dengan harapan membahagikan anak anaknya biar merasa bangga punya rumah mewah, tapi itu hanya sesaat lalu semua kutinggalkan adik adikku pun tak ada yang mau menempatinya ,artinya usaha ayahku adalah perbuatan yang sia sia, hanya nasehat nasehatnya yang sangat bermakna, sampai sekarang masih selalu kuingat dan berguna walau ayahku sudah jauh di liang lahat
Nasehat nasehat yang bermakna itu akan muncul dari hati dan jiwa yang tenang, kita dapat memberikan petunjuk terhadap anak cucu kita yang tenggelam tersesat oleh belenggu emosional, kita dapat memotivasi mereka menuju masa depan yang lebih gemilang
Sesuai kata pendahulu kita bahwa jadi orang tua itu agar bermakna harus minimal harus mempunyai salah satu dari tiga unsur yaitu ” Tutur,Uwur lan Sembur” maksudnya bahwa kamu jadi orang tua minimal harus berfungsi:
1. Tutur artinya kamu harus dapat memberi nasehat yang baik dan tepat, kalau nasehatmu selalu baik dan memberikan kenyamanan terhadap anak cucu atau generasi muda nasehatmu akan selalu diingat walau kau tak lagi hidup didunia.
2. Uwur, artinya jika kamu punya harta banyak, kamu dapat membantu sari segi materi membantu kekurangan-kekurangannya, namun ingat membantu kebutuhan materi hanya menyelesasikan sesaat, dan itupun hanya minoritas unsur dan seorang pensiun kebutuhan materi seharusnya sudah berkurang jadi sebagian dapat disisihkan dapat kita berikan dapat membantu kebutuhan anak cucu.
3. Sembur, sebagai orang tua doa kita sangat dibutuhkan pada yang muda, hanya dengan jiwa dan pikiran yang tenang maka doa dapat dikonsetrasikan untuk dipanjatkan, bukannya doa itu suatu amalan yang dianjurkan dengan doa berarti kita berusaha mendekatkan diri kepada penciptanya
Dari ketiga unsur iu mana yang dapat kita upayakan kalau ketiga tiganya itu sempurna tapi minimal salah satunya, jangan sampai kita lepas sama sekali dari ketigannya maka hidup ini akan terasa hampa, pensiunpun hampa rasanya, ingat orang yang hidupnya hampa dan putus asa adalah orang yang tidak mau menghargai setiap langkah hidupnya, kalau dari diri sendiri tidak mau menghargai gimana orang lain maka hampalah jadinya.
Nah sekarang kita sudah berupaya menterjemahkan apa itu pensiun, sekarang kita tinggal mepersiapkan diri negarahkan langah yang akan dijalani, kapan lagi ya hari ini saat ini kesempatanmu ” nuju kasampurnaning urip” menuju ke kesempurnaan hidup.
Silahkan merenung!
By. ROCH,
malam Jum’at, 11 Juni 2009 di TO PAS Bandung
Kamis, 11 Juni 2009
Setelah Pensiun Mau Apa ?
20.06
Alumni Pendidikan Pengatur Muda 1976-1978
0 komentar:
Posting Komentar